Air Terjun Cunca Lolos, Surga Dibalik Semak Belukar, Flores

Dua hal yang akan langsung terpikirkan ketika mendengar kata Flores adalah Pulau Komodo dan Danau Kelimutu yang memiliki 3 danau kawah yang airnya selalu berubah warna setiap tahun tanpa bisa diprediksi.

Kali ini, bukan kedua tempat itu yang menjadi tujuan utama saya. Berbekal peta Pulau Flores yang saya miliki. Saya menunjuk sembarang tempat kepada teman saya yang berasal dari Inggris. Pertemuan kami benar-benar tidak disengaja, Labuan Bajo yang menjadi tempat berkumpulnya turis-turis dari berbagai negara termasuk Indonesia untuk mengunjungi Pulau Komodo, menjadi cerita awal perjalanan kami. Terbatasnya keuangan dan badai yang datang beberapa hari di daerah Labuan Bajo membuat saya harus memutar otak, mencari tujuan lain yang beberapa kali lebih indah dari Pulau Komodo

Waktu yang semakin sempit yang saya dan Leo miliki pada saat itu, membuat kami harus cepat memutuskan akan memulai perjalanan ke arah mana. Berbekal peta Pulau Flores dan peta-peta kecil daerah Manggarai Barat, akhirnya kami putuskan untuk mendaki gunung Mbeliling terlebih dahulu dan mengunjungi beberapa air terjun disekitarnya seperti Cunca Wulang dan Cunca Rami yang terkenal dengan kealamian dan kejernihan airnya. Bukan tidak ingin menggunakan peta online untuk menemukan daerah-daerah tujuan kami tapi hampir ketiga tempat yang saya rencanakan, jalurnya terputus, tidak terdeteksi ataupun sinyal internet yang tiba-tiba hilang.

Badai yang saya pikir hanya melanda daerah Labuan Bajo saja ternyata melanda beberapa daerah sekitarnya. Perjalanan menggunakan motor membuat resiko semakin tinggi, hujan yang terus menerus disertai angin yang cukup kencang membuat jarak pandang menjadi terganggu, apa lagi di beberapa tempat kabut selalu menyelimuti selama perjalanan.

Saran dari masyarakat lokal, saya dan Leo diminta untuk mengurungkan niat mendaki gunung Mbelilng karena cuaca yang tidak bisa diprediksi di puncak akan semakin mempersulit pendakian. Dua air terjun yang saya maksud pun terpaksa harus dilewatkan karena tidak memungkinkan untuk sampai kesana pada saat itu tapi perjalanan harus tetap dilanjutkan mencari alternatif tempat lain.

Di perjalanan, saya dibuat takjub dengan nyanyian burung-burung hutan, sesekali mereka turun ke jalan, mengahadang perjalanan kami dengan bulunya yang warna-warni. Tidak hanya itu, memasuki pedalaman, rumah-rumah warga semakin jarang ditemui, sepanjang jalan hanya hutan dan semak-semak tak berbatas dengan ngarai yang menganga lebar. Jangan kaget jika tiba-tiba jalanan rusak parah, batu-batu ukuran besar tergeletak begitu saja atau aliran sungai yang melintasi jalan raya. Lagi-lagi saya dibuat tercengang dan takjub termasuk Leo yang sedari tadi menikmati pemandangan dari belakang. Bukan karena pikiran saya mengenai jalan yang rusak dan tidak diperbaiki oleh pemerintah tapi lebih kepada ketakjuban akan semua yang baru saja saya lewati. Luar biasa pikir saya dan petualangan pun dimulai.

Jalan Menuju Cunca Lolos, Flores

Melewati Jalan Rusak Dan Air Sungai Yang Tiba-Tiba Ada Didepan Mata 😀

Plang Penunjuk Jalan, Cunca Lolos, Flores

Petunjuk Jalan Hanya Terbuat Dari Batang Kayu 😦

Motor saya berhentikan dipinggir jalan, tepat di depan batang kayu dengan tulisan “Cunca Lolos”. Peta kembali dibuka, ternyata Cunca Lolos merupakan air terjun yang tidak sepopuler Cunca Wulang ataupun Cunca Rami. Rasa penasaran pun muncul, Leo yang sudah berkeliling ke berbagai negara meyakinkan saya untuk mencari tempat menyimpan motor dan mulai tracking menuju Cunca Lolos seperti yang ditunjukan tulisan tadi. Harapan yang ada dibenak saya, tracking tidak akan mendapat kesulitan yang berarti, cukup ikuti jalur yang sudah ada dan sampailah di air terjun. Tunggu, ternyata kenyataannya berbeda, jalur tracking hanya sampai 10 meter, selebihnya semak belukar, jalan setapak pun tiba-tiba hilang digantikan semak dan batang pohon yang tumbang, posisi saat itu kami berada didalam hutan dan keadaan menjadi lebih dramatis dengan air hujan yang turun gemericik. Niat sudah bulat, untuk kembali keatas rasanya sulit, perjalanan kami lanjutkan menembus pohon-pohon tinggi dan semak yang semakin lama semakin liar.

Ditengah perjalanan, saya dibuat kaget dengan kedatangan seseorang. Berbekal parang ditangan dan pundaknya yang sedang mamikul bongkahan kayu. Rasa takut pun sirna seketika, pria itu memberikan arah jalan kepada kami untuk menuju Cunca Lolos. Bongkahan kayunya disimpan, dia mulai menebas-nebaskan parangnya ke arah semak belukar untuk membuka jalan kami. Setengah jalan sudah, pria itu pun berkata kalau tujuan kami sudah dekat, tinggal mengikuti arah yang ditunjukan pria tersebut, kami dapat menemukan Cunca Lolos.

Taddddaaaaa…!! benar saja, tak sampai 10 menit dan tersesat beberapa kali gara-gara pohon tumbang yang menyulitkan kami menentukan arah, akhirnya Cunca Lolos pun berhasil kami temukan. Rasanya lebih dari sekedar haru dan bangga bukan karena dihadapan kami sekarang seonggok air terjun setinggi 10 meter dengan airnya yang deras dan kolam kecil dibawahnya tapi karena kami tidak tersesat dan sampai dengan selamat.

Air Terjun Cunca Lolos, Flores

Air Terjun Cunca Lolos, Flores

Saya pun langsung merasakan dinginnya air yang berkali-kali lipat dari udara disekitarnya, begitu pun Leo. Cobaan datang lagi, hujan gemericik selama perjalanan ternyata semakin deras dan benar-benar sangat deras. Debit air terjun yang semula kecil berubah menjadi besar, sebesar ketegangan kami saat itu. Tas saya yang sudah seluruhnya basah bukan masalah utama. Sekarang bagaimana caranya untuk kembali ke atas, ke tempat motor saya berada dan melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Meskipun tujuan selanjutnya masih samar tapi kita harus benar-benar pergi sekarang sebelum tempat saya berdiri menjadi genangan sungai besar yang akan menghanyutkan kita berdua.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog #IndonesiaDalamCerita  yang diadakan djarumsuper.com bit.ly/CuncaLolos 

Surga Dibalik Semak Belukar, Cunca Lolos, Flores

Ini Dia Surga Itu, Belum Terjamah Dan Masih Alami

Bersih Dari Sampah, Cunca Lolos, Flores

Aliran air yang masih bersih dari sampah dan tangan-tangan jahil

Leave a comment