Bangunan dengan cat putih yang sudah lusuh terkena polusi itu tetap memancarkan daya tarik tersendiri. Gerbangnya yang menjulang tinggi seakan menjadi pembatas antara dunia nyata dan dunia ‘lain’ yang berada di dalamnya. Perjalanan yang saya lakukan ke Semarang sama sekali tanpa direncanakan. Semuanya berawal karena kesalahan dalam mengambil jadwal keberangkatan yang saat itu bertepatan setelah lebaran. Langkah kaki saya paksakan untuk mendekati gerbang tinggi itu, mengintip apa yang disembunyikan didalamnya. Hingga seorang lelaki berperawakan tegap, berbaju batik menghampiri.